*Ini adalah tutorial kartogram lanjutan postingan sebelumnya yang berjudul: Cara Mudah Membuat Kartogram Contiguous dan Non-Contiguous*
Bagi yang sering bermain dengan analisis data statistik (termasuk dalam pengolahan data satelit penginderaan jauh) dan grafik/diagram tentu sudah tidak begitu asing dengan bahasa dan environment R. R tersedia sebagai perangkat lunak (software) gratis di bawah GNU General Public License dan dapat berjalan pada berbagai platform UNIX (termasuk FreeBSD dan Linux), Windows serta MacOS (r-project.org/about.html).
Sebelum memulai tutorial ini, bagi yang belum punya R di laptop/komputernya silakan download R dulu melalui https://www.r-project.org kemudian install. Setelah itu silakan dilanjut mengunduh RStudio melalui laman https://www.rstudio.com. R dan RStudio adalah paket terpisah. RStudio pada intinya adalah untuk mudahkan penggunaan R (karena mencakup konsol, sintaks editor yang mendukung eksekusi langsung kode, serta alat untuk plotting atau visualisasi, debugging dan manajemen ruang kerja).
Data yang digunakan dalam tutorial ini masih sama dengan tulisan sebelumnya (Cara Mudah Membuat Kartogram Contiguous dan Non-Contiguous). Adapun jenis kartogram yang akan kita buat pada tutorial kartogram dengan bahasa pemrograman R adalah contiguous, non-contiguous, dan dorling. Berikut adalah detail langkahnya:
library(cartogram)
library(maptools)
library(tmap)
library(rgdal)
# dsn adalah directory layer dan layer adalah nama shapefile input
bali <- readOGR(dsn = "X:/SPASIALKAN!/Tulisan Web/Tutorial/Cartogram/data", layer = "bali")
ubah <- spTransform(bali, CRS("+init=epsg:32750"))
Kalau berhasil akan muncul pesan ini:
OGR data source with driver: ESRI Shapefile
Source: "X:\SPASIALKAN!\Tulisan Web\Tutorial\Cartogram\data", layer: "bali"
with 9 features
It has 6 fields
# Jumlah_Pen adalah nama kolom (field) dari layer “bali” yang akan divisualisasikan menjadi kartogram
# contiguous cartogram
buatkarto <- cartogram_cont(ubah, "Jumlah_Pen", itermax = 5)
# non-contiguous cartogram
buatkarto <- cartogram_ncont(ubah, "Jumlah_Pen")
# dorling cartogram
buatkarto <- cartogram_dorling(ubah, "Jumlah_Pen")
# dsn adalah directory output dan layer adalah nama shapefile output
writeOGR(obj=buatkarto, dsn="X:/SPASIALKAN!/Tulisan Web/Tutorial/Cartogram/data", layer="buatkarto", driver="ESRI Shapefile")
plot(buatkarto)
# Pilih style: "fixed", "sd", "equal", "pretty", "quantile", "kmeans", "hclust", "bclust", "fisher", "jenks"
# n = jumlah kelas
# Palette = Color Brewer
# Opsi lain tm_polygons: alpha = .25, contrast=.7
# Opsi lain tm_layout: bg.color="purple", legend.bg.color = "grey90", legend.bg.alpha=.5, legend.frame=TRUE,
tm_shape(buatkarto) + tm_polygons(n = 5,"Jumlah_Pen", palette="YlOrRd", style = "jenks", title = "Jumlah Penduduk") +
tm_layout(frame = FALSE) +
tm_compass(type="arrow", position = c("right", "top"), show.labels = 1, cardinal.directions = c("U", "T", "S", "B")) +
tm_scale_bar() + tm_credits("© 2019 Spasialkan.COM")
Sekian, itulah cara membuat kartogram contiguous, non-contiguous, dan dorling dengan menggunakan script R. Berikut adalah hasil visualisasi kartogram demografi Bali:
Definisi (Pengertian) dan Jenis-jenis Visualisasi Kartogram | Spasialkan! -
[…] Tutorial Membuat Visualisasi Kartogram dengan Bahasa R (RStudio) […]